Monday 23 April 2018

Yuusha Party Volume 1 : Chapter 7 - Part 3

Chapter 7 Part 3 - Aku Mencoba mendukung cinta temanku


Diterjemahkan oleh Big Saber bro.
Silahkan berkomentar apabila menemukan misstranslate, kesalahan kata, atau masalah lainnya.



"Dia...bahkan tidak bicara denganmu?"

Aku pergi untuk menemui Cecilia dan bertanya apa alasan dirinya menolak Raven.
Aku pikir dirinya mungkin akan merasa enggan jika aku tanya secara terang-terangan, Jadi aku mencoba untuk basa-basi,
Namun....

"Benar. Raven-san tidak pernah datang menemuiku...Apa terjadi sesuatu?"

Apa yang sebenarnya terjadi?
Aku tidak bisa menyadari ini sendirian, jadi aku membiarkan Cecilia masuk pada situasi ini.

"...Jadi begitu, sebaliknya mungkinkah dia menyatakan perasaannya pada seseorang yang bekerja disini?"

Jika menyatakan perasaannya kepada salah satu Maid, kita tahu harus bertanya kepada siapa.

"Ayo tanya Sophia-san. Dia adalah Kepala Maid, dia mungkin tahu sesuatu tadi."

"Aku ikut denganmu."

Mungkin karena mereka pernah menjadi rekan, dia sekarang juga khawair mengenai Raven.
Seperti yang diharapkan dari si baik hati Cecilia-san.
Kami berdua pergi ke ruangan pelayan untuk menemukan Sophia-san.

"Memang, Raven-sama baru saja kesini beberapa waktu lalu."

Ketika kami sampai di tempat pelayan dan bertanya ke Sophia-san, hasilnya seperti yang Cecilia pikirkan.
Dia telah menyatakan perasaannya pada salah satu pekerja disini.
Cecilia bertanya Sophia-san lebih lanjut.

"Lalu, apakah dia perlu bicara dengan seseorang mengenai sesuatu?"

"Seingat saya...dia punya sesuatu untuk dibicarakan dengan salah satu Maid."

Seperti yang kami duga, itu salah satu Maid.
Hanya saja, gadis seperti apa yang dia suka?

"Sophia-san, gadis mana yang bicara dengannya?"

Sebagai temannya, Aku ingin tanya gadis itu apa yang di tidak sukai terhadap Raven.
Cecilia juga khawatir, dan kami berdua gelisah selagi kami menunggu jawaban Sophia-san.

"Maid baru, Hapyneth."

"..."

"..."

Kami berdua terdiam di satu tempat.
Teman pertamaku setelah bereinkarnasi jatuh cinta dengan salah satu mantan iblis bawahanku.
Cecilia terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"...Benar! Maafkan aku, Sophia-san, dimanakah Hapyneth berada saat ini?"

Aku memiliki sekitar jutaan hal yang ingin ditanyakan ke Hapyneth. Melihat betapa gelisahnya diriku, Sophia-san tersentak tapi dengan cepat dia menenangkan diri.

"...Sekarang Hapyneth dijadwalkan untuk membersihkan Mansion.
Mansion ini cukup besar, Aku tidak tahu persis dimana dia berada."

Mansion Aquarain tentu besar, tapi jika aku lari mengelilingi mansion
untuk beberapa menit aku pasti menemukannya.

"Terima kasih banyak Sophia-san.  Aku meninggalkan Cecilia dalam perawatanmu."

Cecilia masih diam membeku, jadi aku meninggalkannya dalam perawatan Sophia-san dan Keluar dari ruangan pelayan.
Setelah itu aku lari mengelilingi Mansion.
Aku mendapat beberapa peringatan dari Maid lainnya ketika berlari, tapi aku hanya memberika mereka permintaan maaf cepat dan kembali berlari lagi.

Aku berlari mengelilingi kediaman tersebut tiga kali dan akhirnya menemukan Hapyneth.
Dia mengenakan seragam maid, dan menyapu salah satu ruangan tamu.
Aku sudah berlari kesini sebelumnya, tapi kami pasti saling melewatinya satu sama lain.

"...Sudah cukup lama."

Dia memberiku anggukan kecil, lalu kembali membersihkan.

"Tunggu sebentar."

Kami bahkan belum bicara mengenai sesuatu, jadi aku memegang bahu miliknya, menahan dirinya.
Aku akhirnya menemukannya, aku tidak akan membiarkannya pergi hanya dengan salam.

“... Apa?”

"Jangan malah 'Apa' kepadaku! Aku mantan kapten mu. Bagaimana bisa kau bersikap seperti ini?"

Bukankah kamu adalah orang yang putus asa mencariku selama satu bulan setengah?
Tentu saja, dia tidak pernah memberiku hormat sedikitpun, meski ketika kami berada di Kastil Raja Iblis bersama.

Tapi itu tidak masalah untuk saat ini,  aku akan menahannya untuk sesaat, tapi kami pastikan  akan memiliki  pembicaraan panjang mengenai hal itu nanti.

"...Masalah?"

"Ya, itu benar.  Beberapa waktu yang lalu seorang pria tampan dengan pedang di pinggangnya datang kepadamu. Apa yang kamu katakan kepadanya?"

"...Pengakuan cinta, 'Mustahil' aku jawab."

Dia menyatakan dengan nada suara biasa seperti tidak peduli.
Apa dia menolak Raven dengan cara yang sama?
Jika dia melakukannya, kasihan pria itu...

Namun jika aku tidak salah, Raven bilang dia iri pada suaranya selama ini.
Jadi itu berarti mereka pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya.

"Kamu bertemu Kesatria itu disuatu tempat. Bisakah kau memberitahuku kapan dan dimana kamu bertemu?"

Hapyneth tampak terkejut ketika diriku menanyakan sesuatu seperti itu.
Tapi dengan cepat dirinya berputar, membalikkan punggungnya ke arahku.

"...Mustahil."

Menolak menjawabnya, Hapyneth melarikan diri, dengan sapu di tangannya.
Aku pergi mengejarnya, tapi mungkin ada alasan dia tidak bisa mengatakannya.
Itu tidak akan menyelesaikan apapun jika aku menangkapnya dan memaksanya untuk memberitahuku.

"...Aku akan memikirkannya lagi setelah aku kembali."

Aku bicara pada Cecilia bahwa aku ingin keluar, kemudian kembali ke Guild.

"...dan itulah yang terjadi."

Saat ini siang hari ketika aku berhasil kembali ke guild, dan bar disini dipenuhi dengan para petualang yang ingin mencari makan.
Aku menerobos ke tempat duduk pribadiku di meja Clayman, hanya untuk bertemu seorang kesatria berarmor yang duduk disana.
Tampaknya Duke dan Clayman sedang bahagia.
Sepertinya mereka sedang bersenang-senang.

"Ooh~, sepertinya kau punya masalah tersendiri, jika itu aku, aku hanya mengabaikan semuanya, terlalu merepotkan."

"Apa yang kalian bicarakan?"

Itu membuatku penasaran, jadi aku mendesak masuk dalam percakapan.
Clayman dan Duke akhirnya menyadariku dan memberiku salam dengan cepat.
Aku tidak bisa melihat ekspresi Duke karena dirinya memakai helm, tapi aku merasa jika dia sedang tertawa.

"Hanya cerita menyenangkan mengenaimu, Kapten."

Tentu saja dia akan menghilangkan detail mengenai iblis.
Tapi itu tidak masalah.

"Jangan hanya membicarakan masa lalu orang seperti itu!"

Ada segunung kenangan yang aku harap aku bisa hapus dari masa lalu gelapku.
Akhirnya aku jadi sangat khawatir, bertanya-tanya cerita mana yang Duke beritahu padanya.
Sekarang, aku ingin mengintrogasinya, lalu menegurnya, tapi ini bukan waktunya untuk itu.

"Syukurlah aku bertemu denganmu, Duke. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu, jadi ikutlah denganku cepat."

Aku membawanya  keluar dari guild dan menjelaskan situasinya.
Duke telah mengenal Hapyneth lebih lama dariku, saling menguntungkan satu sama lain.
Dia adalah sekutu yang cukup menawan.

"Ya...Pertama, kita sebaiknya meminta bantuan Cecilia untuk mengetahui sisi cerita milik Hapyneth. Jika kita tidak bisa, Cecilia mungkin tidak akan menolong kita meski dia bisa."

Dia mungkin benar.
Tapi aku tidak bisa meninggalkan Raven dalam kondisi seperti ini.

"...Mau bagaimana lagi, aku akan kembali ke tempat Cecilia untuk menjelaskannya. Ayo kita pergi, Duke."

"Roger!"

Dengan Duke dibelakang, aku kembali menuju Mansion Aquarain.
Kami memberitahu Cecilia mengenai masa lalu Hapyneth diruangannya.

"Baiklah, inilah masalahnya. Pertama, kamu tau bahwa Harpy adalah iblis yang biasanya diburu oleh manusia, kan?"

Cecilia mengangguk setuju.
Harpies adalah iblis yang menarik, dan sering tertangkap dan dibuat menjadi budak, dan tanpa henti diburu untuk bulu mereka.

Ngomong-ngomong, aku lupa mengatakan sebelumnya, tapi aku tidak menjual bulu yang aku cabuti dari Hapyneth, Aku masih punya mereka ditanganku.

"Tentu saja Hapyneth tidak terkecuali. Dia dikejar oleh pemburu ke tempatku dimana aku sedang berpatroli. Aku menyelamatkannya, dan dia menjadi salah satu bawahan Kapten."

Cecilia memiliki ekspresi rumit diwajahnya.
Dia adalah manusia sama seperti pemburu itu.
Itu bukan cerita yang menyenangkan.

"Awalnya dia tidak berbicara sama sekali. Bahkan sekarang dia masih tidak banyak bicara."

Pada awalnya dia hanya bisa berkomunikasi dengan mengangguk atau menggelengkan kepalanya.
Trauma itu cukup besar.

"Itu sebabnya aku berpikir meskipun seorang manusia mengatakan mencintai dirinya... dia tidak akan senang mengenai hal itu..."

Cukup masuk akal, aku merasakan hal yang sama setelah mengenalnya begitu lama.
Tapi tetap saja, Hapyneth seharusnya tidak berpikir begitu jelek mengenai Raven.

"Lalu, kenapa dia bilang dia cemburu dengan suara Raven-san?"

"Harpy mula-mula adalah ras yang suka menyanyi, bisa jadi dia terpesona oleh suaranya,  Tapi..."

Tapi kita tetap tidak tahu bagaimana mereka berdua bertemu.
Hal lain lebih dari itu, kami hanya bisa menebaknya.
Kami benar-benar berada di jalan buntu.

"...Untuk bagaimana mereka bertemu, mungkin lebih baik bertanya kepada Raven daripada Hapyneth."

Hapyneth menolak menjawab sebelumnya.
Dan dirinya jadi cukup keras kepala ketika dia ingin.
Mengetahui kepribadiannya, Duke setuju.
Cecilia juga mengangguk setuju pada ideku.

"Kalau begitu selesai sudah untuk hari ini. Aku akan mengunjungi tempat Raven dalam perjalanan pulang."

Memutuskan tindakan selanjutnya kami menunda pertemuan kecil sementara ini, dan aku pergi menuju Asrama Knight dimana Raven tinggal.

Tiba di Asrama Knight aku bertanya-tanya berapa banyak orang yang tinggal disini.
Mungkin sekitar seratus rumah ksatria, itu adalah Asrama yang besar. Ketika aku masuk aku melihat meja resepsionis, dan seseorang yang terlihat seperti Manajer Asrama disana.
Begitu melihatku, dia bertanya keperluan apa yang aku miliki disini.

"Permisi, aku sebenarnya datang kesini untuk bertemu dengan teman ksatria yang tinggal disini..."

Manajer Asrama adalah seorang wanita biasa  yang terlihat cocok dengan kacamata.

"Hanya memastikan, siapa nama ksatria yang anda cari? Dan bisakah anda memberi nama anda juga?"

Aku memberinya namaku, kemudian, saat aku menyebutkan nama Raven,  dia mendorong ke atas kacamatanya dan menatapku dengan sangat curiga.

Yah, lagi pula Raven itu terkenal, dan dia tidak benar-benar diketahui memiliki banyak teman, jadi aku mengerti kecurigaanya.

Namun meski begitu, dia tetap pergi untuk memastikannya dan meninggalkan bagian dalam asrama. Setelah beberapa menit aku bisa mendengar langkah kaki berjalan cepat  selagi Manajer Asrama tersebut kembali dengan langkah yang indah.

"Sudah kukonfirmasi. Tolong izinkan saya untuk memandu Anda ke ruangan Raven-sama."

Aku mengikuti Manajer Asrama hingga kami sampai di kamar Raven.
Manajer Asrama tersebut pergi dengan 'Silahkan nikmati waktu anda’ dan kembali ke meja resepsionis.

"Raven, Aku masuk."

Aku mengetuk dan membuka pintu.

Kamarnya gelap, lembab, dan suram.
Raven berada ditengah ruangan terbaring tak bersemangat di tempat tidurnya.
...Dia sangat depresi, tentu saja itu sudah jelas.
Lagi pula itu adalah cinta pertamanya.
Raven akhirnya menyadariku dan bangun dari tempat tidurnya.

"...Youki? Maaf sebelumnya. Dan setelahnya kamu mengajaku keluar juga."

"Tidak, tidak apa-apa....Sebenarnya aku punya sesuatu untuk ditanyakan kepadamu."

Dia mungkin tidak ingin membicarakannya, tapi aku ingin mendukung cinta temanku.
Aku akan menggunakan segala cara untuk memperoleh jawaban darinya.

"Aku ingin kamu mengatakan padaku bagaimana tepatnya kamu bertemu dengan gadis yang kamu suka?"

"...Apa itu akan berubah meskipun kamu tahu?"

Dia bergumam, berpikir seolah-olah semuanya merepotkan.
Sial, dia berubah menjadi Clayman, aku harus melakukan sesuatu!

"Masih terlalu awal untuk menyerah sekarang!  Mungkin ada sesuatu yang bisa kita lakukan jika bekerja sama. Tolong, katakan saja padaku."

Dia akhirnya menyerah kedalam gangguanku.
Sedikit demi sedikit Raven mengungkapkan ceritanya.
Ya ampun, itu tidak mengejutkan sama sekali....







BACK - TOC - NEXT